Melalui PPL-B2SA, Dinas Ketahanan Pangan Dorong Kurangi Konsumsi Beras
Obsesirakyat.com, Tanah Bumbu – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui Dinas Ketahanan Pangan menggelar Lomba Menu Pengembangan Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (PPL-B2SA) Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (1/12/2021).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan melalui Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan, Erna Kalsum menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak terus berpatokan terhadap penggunaan beras maupun terigu dalam makanan.
Sosialisasi maupun pembinaan kepada masyarakat diberikan untuk memberikan pemahaman agar masyarakat juga dapat memanfaatkan Pangan Lokal yang ada disekitarnya sebagai konsumsi pengganti daripada nasi.
“Dengan memanfaatkan Pangan Lokal sebagai pengganti nasi maka hal itu sama dengan bisa dikatakan kita sudah mengkonsumsi karbohidrat sebagai pengganti nasi,” katanya.
Selain itu Pangan Lokal yang dalam penerapannya tetap dalam PPL-B2SA sehingga membuat ketercukupan kebutuhan protein, mineral, buah dan sayur untuk masyarakat dapat terpenuhi.
“Kita ingin mengubah ya, dalam artian pemikiran masyarakat kita yang masih ketergantungan terhadap konsumsi beras, hal ini perlu kita terapkan dan biasakan, dimana siapa tau nantinya ada masa paceklik/kurangnya produksi padi, sehingga masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi Pangan Lokal yang ada di sekitarnya, ini sebagai wujud dari Program Ketahanan Pangan Pusat, Provinsi dan Daerah,” ujar Erna.
Ia juga menyampaikan, dengan adanya Pangan Lokal ini, di setiap event/pekan acara nantinya agar bisa diterapkan dengan menampilkan olah-olahan panganan dari bahan Pangan Lokal, salah satunya dapat mengembangkan tepung-tepungan dari umbi-umbian yang terdapat keuntungan maupun keunggulan tersendiri seperti dapat meningkatkan serta menjamin kesehatan, cita rasa yang dimiliki pun tidak kalah dengan olahan dari bahan di luar Pangan Lokal.
“Kami liat ada perkembangan, seperti para UKM binaan kita, melalui penerapan menu PPL-B2SA ini, salah satunya UKM Karang Intan Desa Karang Intan Kecamatan Kuranji, nah mereka sudah bisa memproduksi Tepung Mocaf dan kue kering maupun kue basah, kemudian diketahui pemasaran mereka kini hingga diminati dari berbagai daerah di luar Kabupaten Tanbu,” ujarnya.
Lomba Menu PPL-B2SA Tingkat Provinsi sebelumnya pada Senin lalu (29/11/2021) telah diadakan pada Pukul 13:00 Wita di Desa Karang Intan Kecamatan Kuranji dengan langsung didatangi oleh Tim Penilai yaitu Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel yang terdiri dari 3 orang, BPTP Provinsi Kalsel 2 orang, Fraktisi Ahli Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dan Ahli Tata Boga.
Atas Pemenang dari Lomba PPL-B2SA sebelumnya di tingkat Kabupaten Tanbu ini, maka dikirimlah Pemenang Lomba tersebut hingga ke tingkat provinsi, namun karena masih dalam kondisi Pandemi Covid -19 lomba tetap diadakan di kabupaten masing-masing dan Tim Penilai dari Provinsi yang datang ke kabupaten untuk melakukan penilaian secara langsung.
Endang Suryaningsih selaku Peserta Lomba PPL-B2SA dari Desa Karang Intan Kecamatan Kuranji, dimana dirinya mengatakan ia terinspirasi menciptakan Tepung Mocaf dan kreasi olahan panganan lainnya dikarenakan keluarganya mengidap Penyakit Diabetes sehingga ia mencoba mengolah umbi kayu yang sering dipandang sebelah mata menjadi sesuatu yang bernilai tinggi hingga memotivasi banyak orang dan menjadi Pemenang Lomba PPL-B2SA Tingkat Kab Tanbu hingga mengikuti ke tingkat provinsi.
“Alhamdulilah kami selaku masyarakat sangat senang, kegiatan ini dapat membuka wawasan kami tentang bagaimana cara mengolah Pangan Lokal menjadi makanan sehat dan aman, terutama bagi kami Pelaku UMKM yang ada di Karang Intan dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Ketahanan Pangan tentu sangat berharga,” ungkapnya.
“Jujur kami juga menginginkan seperti UMKM yang maju sehingga bisa memberikan peluang pekerjaaan khususnya bagi kaum perempuan ibu rumah tangga (IRT), kini yang kami perlukan adalah uluran tangan dari pemerintah dalam membantu kami yang masih ada keterbatasan modal maupun alat untuk bisa menekuni UMKM ini,” tutupnya. (*/Red).